Friday, November 27, 2015

Ibadah yang Paling Dicintai Allah



DIRIWAYATKAN dari Abu Hurairah ra : Rasulullah Saw pernah bersabda, “Perbuatan yang engkau lakukan tidak akan menyelamatkan engkau dari api neraka.”
Mereka berkata, “Bahkan engkau sendiri ya Rasulullah?”
Nabi Muhammad Saw bersabda,  “Bahkan aku sendiri, kecuali Allah melindungiku dengan kasih dan rahmatNya. Oleh karena itu lakukanlah perbuatan baik sepatut mungkin, setulus mungkin, sedapat mungkin dan beribadahlah kepada Allah pada pagi dan sore hari, pada sebagian dari malam hari dan bersikaplah al-qashd (mengambil pertengahan dan melaksanakannnya secara tetap) karena dengan cara itulah kamu akan mencapai (surga)”.
Diriwayatkan dari Aisyah ra : seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, “Apakah amal (ibadah) yang paling dicintai Allah?”
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Amal (ibadah) yang dilakukan secara tetap meskipun sedikit.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah : seorang Arab Badui menemui Nabi Muhammad Saw dan berkata, “Katakan kepadaku sebuah jenis perbuatan (amal) yang apabila ku kerjakan akan membawaku ke surga.”
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Beribadahlah kepada Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun, mengerjakan shalat, membayar zakat yang diwajibkan (mafrudhah), puasa di bulan Ramadhan”.
Orang badui itu berkata, “Demi Dia yang menggenggam hidupku, aku tidak akan mengerjakan lebih dari ini.”
Ketika orang badui itu telah pergi, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Siapa pun yang ingin melihat penghuni surga, maka lihatlah orang itu.”


READ MORE

Andai Tahu Ini, Anda Pasti Berlomba menjadi Tukang Adzan




Para muadzin (pengumandang adzan) sering dinilai sebelah mata oleh berbagai kalangan. Mereka sering diposisikan sebagai kelas dua jika di banding pengurus masjid atau tokoh masyarakat setempat. Padahal, para pengumandang adzan memiliki kedudukan yang tinggi dalam penilaian Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Berikut ini beberapa keutamaan pengumandang adzan sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Setara dengan Pahala Shaf Pertama

Disebutkan dalam riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika manusia mengetahui (keutamaan) shaf pertama dan adzan, dan mereka tidak bisa mendapatkannya melainkan dengan undian, pastilah mereka akan melaksanakan undian (untuk mendapatkan kemuliaannya).”

Kedudukan yang Mulia

Disebutkan dalam al-Adzkar, Imam an-Nawawi menukil satu riwayat mulia yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Muawiyah bin Abu Sufyan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda, “Para muadzin adalah orang-orang yang paling mulia derajatnya di Hari Kiamat.”

Seluruh Makhluk menjadi Saksi

“Tidaklah terdengar suara muadzin oleh jin, manusia, dan makhluk apa pun,” demikian sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang driwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Sa’id al-Khudzri, “melainkan semua (makhluk) itu akan bersaksi pada Hari Kiamat.”
Saking mulianya para muadzin ini, para ulama membahasnya panjang lebar dan membandingkan kedudukan muadzin dan para imam shalat. sebagian ulama mengatakan, kedudukan keduanya sederajat. Sebagian lainnya meninggikan kedudukan para imam. Sebagian lainnya lagi lebih mengunggulkan para muadzin. Dan yang terakhir, disarankan bagi seseorang yang mampu menjadi imam lebih memilih menjadi imam, dan jika tidak, mereka dianjurkan untuk menjadi muadzin.
Betapa mulia para muadzin ini. Mereka terjaga dan bangun lebih awal untuk membangunkan kaum Muslimin. Jika pun sebagian mereka ada yang mendapat imbalan duniawi, sungguh derajat akhirat lebih mulia dari segala takaran dunia.
Sebagai penutup, amat penting kiranya bagi calon mertua untuk menyeleksi calon menantu laki-lakinya kelak. Jika ia bisa mengumandang adzan, letakkan pada posisi dipertimbangkan. Andai terbiasa adzan, jangan segan untuk memilihnya. Dan jika tidak pernah adzan dengan alasan sibuk bekerja, pertimbangkanlah baik-baik.
Sebab adzan adalah dakwah yang paling mudah.



[Pirman/BersamaDakwah]
READ MORE

Waspada 8 Dosa Lisan



Jika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya.
Lidah memang diciptakan oleh Allah tidak bertulang, agar manusia dapat berucap dengan sempurna. Akan tetapi sering sekali orang bilang “lidah memang tidak bertulang, wajar saja jika berbohong” Jika memang seperti itu adanya, bagaimana jika Allah menciptakan lidah dengan bertulang agar manusia tidak lagi berdusta? 
Lisan merupakan karunia yang sangat ‘mahal’ dan vital bagi manusia. Tanpa lisan, barangkali hidup bagi manusia tiada artinya. Dengan lisan, manusia dapat mengenal rasa dan dapat berbicara dengan sesama.
Dengan lisan pula manusia dapat berkomunikasi tanpa mengalami kesusahan.
Selain itu, manusia bisa juga mulia dengan lisannya tersebut. Begitupun sebaliknya, manusia bisa hina karena lisannya. Hina, karena tidak bisa menggunakannya sesuai kehendak dan aturan-aturan yang ditetapkan penciptanya.
Banyak sekali hadits Rasulullah SAW. yang menganjurkan kita untuk selalu menjaga lisan. Bahkan Rasulullah juga sering mengecam orang yang tidak pandai menjaga lisannya.

Rasulullah pernah berpesan: ”Barang siapa yang diam (tidak banyak bicara) maka dia akan selamat” (H.R. At-Tarmizi).
Dalam hadits lain disebutkan, Al-Ma’shum Saw. juga pernah berwasiat: “Barang siapa yang bisa menjamin (keselamatan) antara dua rahangnya (lisan) dan dua kakinya (faraj) maka aku menjamin baginya surga” (H.R. Bukhari).
Lisan ibarat pisau bermata dua, bila digunakan pada hal-hal yang baik maka akan mendatangkan kemaslahatan (kebaikan). Namun sebaliknya, bila digunakan pada hal-hal yang buruk, kemudharatan pun akan mengiringinya.
Tidak hanya penyakit hati yang dapat menjangkit pada manusia, namun penyakit lisan pun dapat menjangkit pada manusia. Berikut diantaranya penyakit lisan yang harus dihindari:


1. Pembicaraan yang tidak Bermanfaat

“Salah satu tanda kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya” (H.R. At-Tarmizi).
Yang dimaksud dengan “tidak bermanfaat” dalam hadits tersebut antara lain, muncul melalui lisan seperti ghibah, fitnah, menggunjing, berbohong dll. Padahal, pembicaraan yang tidak berarti sama sekali hanya membuang-buang waktu, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.
Banyak orang yang tidak mengetahui batasan-batasan perkataan yang bermanfaat ataupun tidak bermanfaat, sehingga mengakibatkan kebiasaan baginya. Pada akhirnya nanti, kebiasaan yang tidak diketahui baik-buruknya itu sulit untuk merubahnya.

Secara singkat mungkin bisa kita katakan bahwa batasan baik atau buruknya perkataan seorang adalah diamnya, tidak mengakibatkan celaka bagi orang lain dan tidak mengakibatkan rugi terhadap dirinya sendiri.

2. Perdebatan dan Pertengkaran

Perdebatan dan pertengkaran acapkali berbuntut pada perpecahan. Makanya, Rasulullah Saw. melarang umatnya yang suka perdebatan seraya bertutur:
“Tidaklah sesat suatu kaum (dahulu) setelah Allah menunjuki mereka, kecuali karena mereka suka berdebat atau bertengkar” (H.T. At-Tarmizi).
Dalam sabdanya yang lain, yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: “Tidak sempurna iman seorang hamba hingga dia meninggalkan pertikaian dan perdebatan walaupun dia dalam posisi benar” (H.R. Ibnu Abi ad-Dunya).

3. Suka Melaknat

Marah sering kali membawa seseorang lupa diri, sehingga kata-kata yang terucap dari kedua bibirnya mengakibatkan tidak terkendali.

4. Bercanda yang Berlebihan

Sejatinya canda itu lebih identik dilarang oleh Raulullah Saw. kecuali pada hal-hal yang sewajarnya.

Sabda Rasulullah: “Jangan kamu mendebat saudaramu dan jangan kamu mencandainya” (H.R. At-Tarmizi).
Artinya, canda terhadap sesama selama dalam batas-batas yang wajar tidaklah dilarang. Akan tetapi, yang sering terjadi ketika canda sudah melebihi batas, sehingga aib sesama tidak jarang terbongkar gara-gara canda yang berlebihan. Imbasnya, berbuntut pada putusnya hubungan silaturahmi bahkan teman bisa menjadi lawan hanya karena canda yang berlebihan.








5. Mengejek dan Mencemoohkan orang lain

Allah SWT. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi orang (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan). (Q.S. Al-Hujurat: 11).



6. Ghibah (gosip)

Secara singkat, ghibah (gosip) bisa diartikan dengan menyebut atau menceritakan hal yang tidak baik dari pribadi seseorang. Sehingga, jika yang diceritakan mengetahuinya akan menimbulkan permusuhan diantara keduanya. Biasanya, seseorang yang suka mengghibah tidak akan tenang jika melihat orang bahagia, senang dan gembira.

7. Namimah (mengadu domba)

Berbeda dengan namimah (adu domba), ghibah lebih kepada ingin melaga antara dua orang yang awalnya bersahabat akhirnya bermusuhan. Adu domba tidak saja dari perkataan, namun bisa juga dengan isyarat atau surat dsb.

Sabda Nabi Saw.”Tidakkah kamu ingin aku beritahukan orang yang paling jahat diantara kamu? Kata sahabat: “tentu wahai Rasulullah” kemudian nabi menyebutkan adu domba salah satunya.” (HR. Ahmad dari Abu Malik al-Asy’ari)

8. Memuji berlebihan

Adalah sifat manusia ingin selalu dipuji. Namun, terkadang yang memuji terlalu berlebihan sehingga sampai pada batas dusta. Pernah seorang sahabat memuji sahabat yang lain (dengan berlebihan), lalu Nabi Saw. mendengarnya seraya berkata ”Celakalah engkau, karena engkau (seolah-olah) telah memotong leher saudaramu, sekalipun dia senang mendengar apa yang kau ceritakan.”
Jika lisan adalah dua mata pisau, maka pergunakanlah lisan dengan sebaik-baiknya jangan sampai ada hati yang tersayat oleh ucapan kita, jangan sampai ada hati yang terluka karena perkataan kita.






Semoga Bermanfaat.
READ MORE

Ditugaskan Mempelajari Al-Qur’an, Pastur Lulusan Vatikan Ini Justru Memutuskan Memeluk Islam


Islamedia – Mantan Pastur bernama Romo Christian mengisahkan latar belakang mengapa dirinya akhirnya memeluk Agama Islam. Pada awalnya Sang Pastur diberi tugas untuk mempelajari Al-Qur’an untuk mencari kelemahan Al-Qur’an, sehingga akan mudah untuk melakukan pemurtadan kepada Umat Islam.


Romo Christian merupakan lulusan terbaik Saint Peters Vatikan, Roma. Menyelesaikan studi hanya dalam waktu 1,5 tahun yang seharusnya 3 tahun dengan IPK 4.00 (Cum Laude).
Saat itu Romo Christian membaca Al-Qur’an di perpustakaan Vatikan. Karena tidak memahami bagaimana membaca Al-Qur’an, membuka Al-Qur’an dari arah yang salah, yakni dari kiri ke kanan, surat yang pertama kali dibaca adalah Surat Al-Ikhlas, karena posisinya diposisi paling atas.

Saat membaca surat Al-Ikhlas, sosok Romo Christian bergetar ketika membaca ayat yang berbunyi : “lam yalid walam yuulad, walam yakullahu kufuan ahad” yang memiliki arti : Ia tidak beranak, tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatu yang menyerupai dia”.


Akibat salah membaca Al-Qur’an, salah seorang uskup Agung Alonso menegur Romo Christian dengan mengatakan : “you do the wrong with the open qur’an you should be right to left”.


Sejak berinteraksi dengan Al-Qur’an,Romo Christian menjadi mencintai Al-Qur’an. Hingga akhirnya dengan penuh keyakinan memutuskan menjadi seorang Muslim.

Setelah memutuskan untuk memeluk Islam, Romo Christian mengganti namanya dengan nama Bangun Samudra dan menjadi mubaligh.


Alhamdulillah sejak ikrar syahadat telah berhasil mengislamkan kakaknya yang bernama Albertus bersama istri (Bernaded) dan anak anaknya. Juga adik beliau Dhorotea pun juga sudah menjadi islam. Dan dapat mengislamkan kedua orang tua nya.
READ MORE

Tahukah Anda Apa Filosofi Topi Kecil Yang Sering Dipakai Orang Yahudi?



Eramuslim – Sudah menjadi rahasia umum ketika melihat foto ataupun video mengenai pengepungan Masjid Al Aqsha dan Palestina, kita akan menemukan warga Yahudi memakai sebuah peci kecil yang hanya menutupi bagian atas kepala.
Tahukah anda mengapa sebagian warga pria Yahudi memakai topi yang dikenal dengan nama Al Kibah atau Kippa ini? Berikut sedikit ulasannya untuk anda;
Kippa atau Alkibah banyak dipakai oleh kelompok ultra-Ortodoks Yahudi yang dikenal ekstrimis dikarenakan mereka percaya bahwa dengan memakai topi ini akan menghindarkan mereka dari kemarahan langit.
Dalam kepercayaan orang Yahudi di kitab Talmud menyatakan, “Tutup kepala Anda agar tidak  marah yang berada di atas Anda.”
Biasanya Kippa dipakai warga Yahudi selama menjalankan ritual keagamaan mereka, dan melepasnya ketika sudah selesai melakukan kegiatan ibadah tersebut.

Tercatat selain Kippa warga Yahudi ultra-Ortodoks juga menggunakan topi hitam yang dikenal dengan sebutan Hardam dan biasanya digunakan oleh semua komunitas Yahudi dari timur, sementara semua topi anyaman dengan warna yang berbeda menggambarkan orang Yahudi religius dengan tren nasional. (Akhbarak/Ram)
READ MORE

Siksa Paling Ringan di Akhirat


Siksa Paling Ringan di Akhirat
إِنَّ النُّعْمَانِ بنِ بَشِيرٍ ، رضي اللَّه عنهما ، قال : سمِعتُ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، يقول: « إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَاباً يَوْمَ الْقِيامَة لَرَجُلٌ يُوضَعُ في أَخْمَصِ قَدميْهِ جمْرَتَانِ يغْلي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ مَا يَرى أَنَّ أَحداً أَشَدُّ مِنْه عَذَاباً ، وَإِنَّه لأَهْونُهُمْ عذَاباً » متفق عليه
Dari an-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

“Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka pada hari kiamat itu adalah seseorang yang di bahagian bawah kedua kakinya diletakkan dua buah bara api yang dengannya itu dapat mendidihlah otaknya. Orang itu tidak meyakinkan bahawa ada orang lain yang lebih sangat siksanya daripada dirinya sendiri-jadi ia mengira bahawa dirinya itulah yang mendapat siksa yang terberat, padahal orang itulah yang teringan sekali siksanya.” (Muttafaq ‘alaih)
READ MORE

Inilah Penghalang Qiyamul Lail


Inilah Penghalang Qiyamul Lail
ilustrasi: qiyamul lail
BERAPA kali dalam seminggu kita melaksanakan qiyamul lail (shalat malam)? Tentu masing-masing yang tahu jawabannya. Tak sedikit orang berusaha keras agar mampu bangun shalat malam, namun begitu sulit mencobanya. Apa yang menjadi penyebab sulitnya kita bangun shalat malam?
Syeikh Fudhail bin Iyadh pernah berkata: “Jika engkau tidak mampu menunaikan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau sebenarnya sedang dalam keadaan terhalang, karena dosa-dosamu begitu banyak.”
Syeikh Ibrahim bin Adham pernah didatangi oleh seseorang untuk meminta nasehat agar ia bisa mengerjakan shalat malam.
Beliau kemudian berkata kepadanya, “Janganlah engkau bermaksiat kepada Allah Azza Wajála di siang hari, niscaya Allah akan membangunkanmu untuk bermunajat dihadapan-Nya malam hari. Sebab munajatmu di hadapan-Nya di malam hari merupakan kemuliaan yang paling besar, sedangkan orang yang bermaksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan itu”.
Seseorang datang kepada Imam Ghazali untuk menanyakan kepada beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat.
Beliau menjawab, “Dosa dosamu telah membelenggumu.“
Al-Hasan pernah berkata, “Tidaklah seseorang itu meninggalkan shalat malam kecuali karena dosa yang dilakukannya. Oleh karena itu , periksalah diri kalian setiap malam ketika matahari terbenam, kemudian bertaubatlah kepada Robb kalian, agar kalian bisa mengerjakan shalat malam.”
Dalam kesempatan lain, beliau menjelaskan, “Di antara pertanda seseorang itu tenggelam dalam dosa adalah bahwa dadanya tidak pernah lapang untuk bisa mengerjakan puasa di siang hari dan mengerjakan shalat sunnah di malam hari.”
Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata, “Aku pernah terhalang (tidak bisa bangun) untuk mengerjakan shalat malam selama lima bulan disebabkan satu dosa yang telah aku lakukan.”
Ditanyakanlah kepada beliau, “Dosa apakah itu ? “
Beliau menjawab, “Aku melihat seorang laki-laki yang menangis, lalu aku katakan di dalam hatiku bahwa itu dilakukan nya sebagai bentuk kepura-puraan saja.”
Abdullah bin Mas’ud pernah ditanya oleh seseorang, “Kami tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat.”
Ia pun menjawab, “Dosa-dosamu telah membelenggumu.“
Demikian juga memakan barang yang haram akan menghalangi pelaksanaan shalat malam.
Salah seorang dari kalangan ulama mengatakan, ‘Betapa sering sesuap makanan itu menghalangi pelaksanaan shalat malam. Betapa sering pandangan itu menghalangi seseorang dari membaca satu surat dari Al-Qur’an. Sungguh seorang hamba itu akan menyantap satu makanan atau melakukan sesuatu perbuatan yang menyebabkannya tidak bisa mengerjakan shalat malam selama satu tahun.”
Demikian juga kecintaan kepada dunia (Hubbud Dunya) bisa menghalangi seseorang untuk melaksanakan shalat malam.
Abu Thalib Al-Makki berkata, “Yang bisa menghalangi seorang hamba dari melakukan shalat malam, atau yang menjadikannya lalai dalam waktu sekian lama, ada tiga hal. Yaitu, menyantap makanan yang syubhat, terus-menerus melakukan perbuatan dosa, dan dominasi pikiran keduniaan terhadap hati.”

Kita bisa menyimpulkan bahwa yang bisa membantu seseorang agar bisa mengerjakan shalat malam itu adalah: memakan makanan yang halal, istiqomah di dalam bertaubat, menjauhi makanan yang haram dan syubhat, menjauhi dosa dan maksiat serta, menolak dominasi pikiran keduniaan dan kecintaan kepada dunia dari dalam hati dengan cara selalu ingat mati dan memikirkan akhirat atau apa saja yang akan ditemui sesudah mati.*/H.A. Faiz Basori AlwiArtikel dirangkum dari sumber Al Hilyah (VIII/91), Tanbihul Mughtarrin, Qashash wa Atsar fil Khithabah wal Irsyad (V/34), Latha’iful Ma’arif, Ash-Shalah wat Tahajjud dan Qútúl Qúlúb (I/88)
READ MORE

Ibu, Ayah, Cukuplah Berjalan di Sisik



Apa yang membuat mereka bisa menjadi tanggu seperti ini?
PERNAH tidak, melihat seorang Ibu, Ayah yang menggandeng anaknya dengan tergesa? Lihatlah betapa anaknya sekuat tenaga, terpontang panting, bahkan terjatuh untuk mengejar langkah-langkah besar sang penuntun.
Lalu dengan emosi, ibu dan ayahnya malah menyalahkan perihal langkahnya yang lambat, konsentrasinya yang kurang. Cobalah renungkan, siapa yang salah sebenarnya?
Kadang kita tidak menyadari bahwa kita sebagai orangtua terlalu egois menuntut anak untuk bisa mengimbangi kita.
Makan harus cepat, tidak berhambur. Jalan harus cepat dan fokus, tidak menoleh kanan kiri. Bermain yang bersih saja. Berbicara seperlunya saja. Allahu Akbar!
Betapa semua terasa menyakitkan begitu mendengar lugunya berkata sembari menghapus isak karena terjatuh:
Ummi gandeng mbak tapi ummi jalan cepat-cepat. Kaki mbak kecil, nggak seperti kakiummi.”
Ya, sebagian besar anak tidak berani menegur orangtuanya ketika berada pada situasi ini. Mereka lebih memilih bungkam.
Sbagian lagi mengambil resiko baru dengan menangis saja. Sekalipun nantinya akan mengundang masalah baru.
Mereka sejatinya adalah cerminan para orangtua. Apa yang dilakukan orangtua akan membekas pada kehidupannya kelak. Lihatlah bila anak terus diperlakukan demikian.
Kelak ketika besar, anak akan sulit mengendalikan sikapnya. Percaya dirinya berkurang. Takut salah. Hingga pada tingkat pengejar kesempurnaan.
Ingin semua berjalan sesuai keinginannya. Tidak bisa menunda keinginan. Kurang kesabaran. Dan yang bertanggung jawab atas semua itu adalah apa yang dilalui semasa kecilnya.
Lihatlah anak-anak sekarang. Orangtua sibuk membelikan gadget merk terbaru untuk menyenangkan anak. Pasang channel televisi full time untuk memberi hiburan kepada anak. Mendaftarkan anak untuk les hingga waktu 24 jam terasa kurang.
Banyak orangtua mengabaikan anak-anak mereka belajar adab dan sunnah Nabi. Tapi merasa rugi jika tak mengajarkan les berenang, memanah atau berkuda.
Spesifikasinya bukan pula hanya terbatas pada ketiga hal itu saja. Tetapi pola perkembangan psikologi dan motorik anak juga harus dikembangkan.
Mengajari anak berenang, memanah dan berkuda tentu saja dapat membangun kepercayaan diri dan keberaniannya. Olahraga dan olah tubuh semacamnya juga bisa dijadikan pengganti bila kondisi tidak memungkinkan.
Tetapi, olah tubuh dan olah fisik tak akan berarti apa-apa jika ruhiyah dan karakternya tidak bagus.
Lihatlah bagaimana anak-anak Gaza di Palestina tumbuh menjadi anak yang sangat mencintai agamanya di usia belia. Keberanian dan mental baja tertanam begitu kuat dan tertanam dalam diri mereka sejak lahir.
Bukan hanya karena mereka tinggal di kawasan konflik. Tapi karena mereka lahir dan hidup pendidikan karakter mereka yang dikawal dengan kurikulum al-Qur’an dan as-Sunnah.
Lihatlah bagaimana bisa terlahir generasi seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid, Hamzah, Bilal yang dikenal tangguh. Bahkan dengar seorang Umar Bin Khattab jalan, syetan dan jin bisa lari terbirit-birit.
Di riwiyatkan ‘Aisyah R.A, Rasulullah pernah bersabda: “Sungguh aku melihat setan-setan jin dan manusia, lari terbirit-birit ketika melihat Umar.” (HR: al-Tirmidzi)

Egoisme
Ya, terkadang kita lupa. Egoisme kita sebagai orangtua terlalu tinggi. Keinginan dan impian kita terlalu banyak.
Sehingga kita terbawa menjadikan anak sebagai ujung tombak tanpa mengasahnya terlebih dahulu.
Hanya mengandalkan kekuatan lemparan untuk sampai ke sasaran. Padahal tanpa runcingnya ujung tombak, ia tidak akan menancap sempurna.
Cukuplah berjalan di sisinya. Jadikan ia rekan kerja, teman bermain, sahabat, murid dan guru.
Belajar menjadi orangtua yang baik, selama nafas masih bisa dihembus.Astaghfirullahal ‘adzhiim.

Rabbiy habliy minas shalihin. Wallaahu a’lam.*/Rizky N. Dyah, seorang guru, tinggal di Kutai Barat
READ MORE

5 Hal Ini Penyebab Tertolaknya Doa

Hidayatullah.com – Doa merupakan senjata ampuh bagi seorang mukmin. Yang mana ia seringkali digunakan ketika hidup dihadapkan dengan berbagai macam ujian. Pada saat itu, biasanya manusia akan merasa sangat membutuhkan pertolongan, meminta kemudahan dan berdoa agar diberikan jalan keluar.
Namun, tidak semua doa otomatis dikabulkan. Adakalanya doa kehilangan keampuhannya, yang disebabkan oleh amalan yang menjadikannya penghalang diijabahnya sebuah doa.
1. Karena Sesuatu yang Haram
نْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:َ “أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ” (رواه مسلم).
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.”Padahal, makanannya dari sumber yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah mungkin akan dikabulkan doa orang seperti itu?.” (HR. Muslim).
2. Tergesa-gesa Ingin Dikabulkan dan Lantas Meninggalkannya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي” (متفق عليه)
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Do’a) salah seorang diantara kalian pasti akan dikabulkan selagi ia tidak terburu-buru, dengan mengatakan; ‘Aku telah berdoa, namun tidak kunjung dikabulkan.” (HR.Muttafaq ‘alaih).
3. Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
عن حذيفة بن اليمن عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: وَ الَّذِى نَفْسىِ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِاْلمـَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ اْلمـُنْكَرِ وَ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ فَتَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ
Dari Hudzaifah bin al-Yaman dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, benar-benar kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau Allah benar-benar hampir mengirimkan siksaan dari-Nya, lalu kalian berdoa dan tidak akan dikabulkan.” [HR at-Turmudziy: 2169 dan Ahmad: V/ 388, 391]
4. Salah Cara
Amal ibadah akan diterima apabila benar dan ikhlas. Salah satu kesalahan dalam berdoa bisa berupa melampaui batas dalam berdoa. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raaf: 55)
Kesalahan lain yang sering dijumpai, yakni semisal mengkhususkan suatu tempat yang dianggap keramat untuk berdoa. Seperti di pohon, goa dan lain sebagainya.
5. Syirik Kepada Allah

Syirik dalam berdoa adalah kesalahan yang paling fatal. Karena ia meminta kepada selain Allah, Rabb yang tiada sekutu baginya. Jelas ini tidak saja menjadi sebab tertolaknya sebuah doa, lebih dari itu ia termasuk perbuatan syirik.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13).*/Yahya G. Nasrullah
READ MORE

Thursday, November 26, 2015

Inilah Waktu yang Paling Tepat untuk Minum Air

air botol minum mineral
MINUM saat sedang makan bukanlah kebiasaan Rasulullah SAW, terlebih jika air itu masih panas, atau air dingin seperti es, dan air yang mengandung gas.Kebiasaan seperti itu sangatlah jelek. Karena hal itu akan menyebabkan lambung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses pencernaan, sehingga harus mengarahkan upaya yang lebih besar dari kemampuan yang dimilikinya.
Minum sesaat setelah makan atau sebelumnya, dan sesaat setelah makan buah-buahan, tidaklah dianjurkan. Berikut penjelasannya.
1. jika kita minum sesaat setelah makan akan berakibat memperlambat proses pencernaan dan mengurangi tingkat konsentrasi organ pencernaan, yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuannya dalam mengolah makanan. Dengan dem
ikian, proses pencernaan makanan pun akan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Karena itu, dianjurkan untuk menunda minum, agar organ pencernaan dapat berkonsentrasi sesuai dengan jumlah makanan, dan dapat membantu mempermudah proses pencernaan. Waktu yang paling tepat untuk minum adalah satu jam setelah makan.
2. Jika kita makan sebeum makan. Di antara hal yang dapat mengurangi nafsu makan adalah meminum secangkir kopi, atau segelas air sebelum makan. Selain itu, seseorang juga dianjurkan untuk tidak minum air teh baik sebelum maupun sesudah makan karena hal itu akan mengurangi jumlah lendir yang berfungsi untuk mencerna makanan. Sejumlah studi dan penelitian membuktikan bahwa minum teh dapat menghalangi proses penyerapan zat besi dalam makanan. Kondisi demikian bisa menyebabkan seseorang terkena anemia, karena unsur tanin yang ada dalam teh. Adapun waktu yang paling tepat untuk minum air teh adalah, dua jam setelah makan.
3. Sesaat setelah makan buah-buahan. Karena banyaknya zat gula yang terdapat dalam buah-buahan. Jika zat gula itu ditambah dengan air, dapat membuat badan menjadi gemuk. []
SumberInilah Makanan Rasulullah SAW/Prof. Dr. abdul Basith dan Muhammad as-Sayyid/Grup Maghfirah Pustaka, islampos
READ MORE