Liputan6.com, Gaza - Hanya 19 hari, namun rasanya bagai neraka bagi rakyat Gaza, Palestina. Sejak Operasi 'Protective Edge' dilancarkan Israel pada 8 Juli 2014 lalu, satu demi satu orang -- mayoritas penduduk sipil -- tewas. Bahkan seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Sabtu malam 26 Juli 2014, jumlahnya sudah mencapai 1.000 jiwa.
Angka tersebut terungkap di tengah gencatan senjata selama 12 jam, kesempatan yang digunakan warga Gaza untuk mengumpulkan perbekalan yang masih bisa diselamatkan, juga mengambil jasad-jasad yang terkubur di dalam reruntuhan.
Puluhan jasad diangkat dari area yang sebelumnya tak bisa diakses akibat gempuran Israel, sejak gencatan dimulai pukul 08.00 waktu setempat.
Di sisi lain, sebanyak 39 korban jiwa jatuh dari pihak Israel. Mayoritas adalah tentara -- yang tewas di tengah invasi darat negeri zionis.
Militer Israel, yang dilengkapi persenjataan canggih, mengatakan akan terus mencari dan menetralisasi terowongan Hamas selama jeda gencatan senjata. Negeri zionis membabi buta menyerang Gaza dengan alasan menghentikan tembakan roket Hamas ke wilayahnya.
Lantas, di mana keberpihakan dunia internasional pada para korban sipil?
Sebuah pertemuan global sedang dilakukan di Paris, Prancis Sabtu waktu setempat, untuk mendesak gencatan senjata labih lama di zona konflik.
Angka tersebut terungkap di tengah gencatan senjata selama 12 jam, kesempatan yang digunakan warga Gaza untuk mengumpulkan perbekalan yang masih bisa diselamatkan, juga mengambil jasad-jasad yang terkubur di dalam reruntuhan.
Puluhan jasad diangkat dari area yang sebelumnya tak bisa diakses akibat gempuran Israel, sejak gencatan dimulai pukul 08.00 waktu setempat.
Di sisi lain, sebanyak 39 korban jiwa jatuh dari pihak Israel. Mayoritas adalah tentara -- yang tewas di tengah invasi darat negeri zionis.
Militer Israel, yang dilengkapi persenjataan canggih, mengatakan akan terus mencari dan menetralisasi terowongan Hamas selama jeda gencatan senjata. Negeri zionis membabi buta menyerang Gaza dengan alasan menghentikan tembakan roket Hamas ke wilayahnya.
Lantas, di mana keberpihakan dunia internasional pada para korban sipil?
Sebuah pertemuan global sedang dilakukan di Paris, Prancis Sabtu waktu setempat, untuk mendesak gencatan senjata labih lama di zona konflik.
Sebelumnya, serangan tank Israel menewaskan 18 anggota keluarga sekaligus.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan, kedelapan belas anggota keluarga Al-Najar itu terjebak di reruntuhan rumah mereka setelah diserang tank tempur.
"Dan ada banyak warga lainnya yang terluka diserang tank Israel," ujar Al-Qidra, seperti dimuat Al-Arabiya.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengatakan, kedelapan belas anggota keluarga Al-Najar itu terjebak di reruntuhan rumah mereka setelah diserang tank tempur.
"Dan ada banyak warga lainnya yang terluka diserang tank Israel," ujar Al-Qidra, seperti dimuat Al-Arabiya.
No comments:
Post a Comment