Hidayatullah.com – Doa merupakan senjata ampuh bagi seorang
mukmin. Yang mana ia seringkali digunakan ketika hidup dihadapkan dengan
berbagai macam ujian. Pada saat itu, biasanya manusia akan merasa sangat membutuhkan
pertolongan, meminta kemudahan dan berdoa agar diberikan jalan keluar.
Namun, tidak semua doa
otomatis dikabulkan. Adakalanya doa kehilangan keampuhannya, yang disebabkan
oleh amalan yang menjadikannya penghalang diijabahnya sebuah doa.
1. Karena Sesuatu yang
Haram
نْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:َ “أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ
أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا
الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا
تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ
أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ
بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ” (رواه مسلم).
Dari Abu Hurairah ia
berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai sekalian
manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima melainkan yang
baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin
seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para
Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga
berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang
telah Kami rezekikan kepadamu.’” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya
jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut masai dan berdebu. Orang itu
mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.”Padahal,
makanannya dari sumber yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari
yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka
bagaimanakah mungkin akan dikabulkan doa orang seperti itu?.” (HR. Muslim).
2. Tergesa-gesa Ingin
Dikabulkan dan Lantas Meninggalkannya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “يُسْتَجَابُ
لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي” (متفق
عليه)
“Dari Abu Hurairah
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Do’a) salah seorang
diantara kalian pasti akan dikabulkan selagi ia tidak terburu-buru, dengan
mengatakan; ‘Aku telah berdoa, namun tidak kunjung dikabulkan.” (HR.Muttafaq ‘alaih).
3. Meninggalkan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
عن حذيفة بن اليمن عَنِ
النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: وَ الَّذِى نَفْسىِ بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ
بِاْلمـَعْرُوْفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ اْلمـُنْكَرِ وَ لَيُوْشِكَنَّ اللهُ أَنْ
يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ فَتَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ
Dari Hudzaifah bin
al-Yaman dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya, benar-benar kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar
atau Allah benar-benar hampir mengirimkan siksaan dari-Nya, lalu kalian berdoa
dan tidak akan dikabulkan.”
[HR at-Turmudziy: 2169 dan Ahmad: V/ 388, 391]
4. Salah Cara
Amal ibadah akan
diterima apabila benar dan ikhlas. Salah satu kesalahan dalam berdoa bisa
berupa melampaui batas dalam berdoa. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
ادْعُواْ رَبَّكُمْ
تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdoalah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raaf: 55)
Kesalahan lain yang
sering dijumpai, yakni semisal mengkhususkan suatu tempat yang dianggap keramat
untuk berdoa. Seperti di pohon, goa dan lain sebagainya.
5. Syirik Kepada Allah
Syirik dalam berdoa
adalah kesalahan yang paling fatal. Karena ia meminta kepada selain Allah, Rabb
yang tiada sekutu baginya. Jelas ini tidak saja menjadi sebab tertolaknya
sebuah doa, lebih dari itu ia termasuk perbuatan syirik.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.” (QS.
Luqman: 13).*/Yahya G. Nasrullah
No comments:
Post a Comment