
Suatu hari, ayah memanggilku. "Isma'il, engkau adalah anakku satu-satunya. Ayah sangat menyayangimu."Ayah mengelus kepalaku. Aku tersenyum dan mengangguk. "Isma'il, beberapa waktu yang lalu ..., Ayah bermimpi." Ayah menarik napas berat. Setelah itu, ayah bercerita tentang mimpinya.

Ayah gelisah memikirkan tantang wahyu yang baru saja diterimanya. Siapa, sih, yang tega mengorbankan putranya sendiri? Apalagi, aku adalah putra satu-satunya.
Isma'il a.s. yang saleh
Setiap orang pasti tisak lepas dari ujian dan cobaan. Melalui itulah, Allah Swt. menguji keimanan kita. Kusentuh tangan ayah, lalu kugenggam tangannya. Kutatap matanya lekat-lekat. "Wahai Ayah, lakukanlah yang diperintahkan Allah Swt. kepadamu. Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar dan taat pada setiap perintah Allah Swt.,"kataku. Allah Swt. pasti sangat menyayangiku sehingga aku diberikan ujian seperti ini. Aku ikhlas.
Pada saat pelaksanaan pengorbana Isma'il. akan dilaksanakan, Allah Swt. menurunkan wahyu kepada Nabi Ibrahim. "Wahai Ibrahim kau telah melaksanakan mimpimu". Sebagai tebusan nyawa, Isma'il. Allah Swt. memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih seekor kambing sebagai gantinya. Kejadian inilah menjadi awal penyembelihan hewan kurban setiap hari raya Idul Adha.
No comments:
Post a Comment